Pengertian MOL dan MOL Akar Bambu

Disela-sela istirahat Sehabis UAS Kuliah nih, Pusing, Bete apalagi, Galau juga iya nih, Ok deh disini admin mau ngenalin cara cara pembuatan MOL (Microorganisme Lokal) yang hakikatnya sangat mudah dibuat dan sangat membantu para petani kita, Sebelumnya admin juga pernah menang Teknologi Tepat Guna dengan Menganggkat MOL ini ke para Petani Desa, Maklum deh mahasiswa pertanian kalo cuma bisa demo buat apa? iya nggak? lebih baik sering seringin tuh saling belajar sama petani. Ok deh tanpa perlu panjang lebar hehe,,, disimak yah :)


Micro Organisme Lokal
(MOL)

MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung hara mikro, makro dan bakteri yang berpotensi sebagai dekomposer, perangsang tumbuhan, agens pengendali hama / penyakit dan pestisida organic terutama sebagai fungisida. MOL mempunyai fungsi beranekaragam tergantung dari bahannya. Kita harus membuat lebih dari satu macam MOL dan dalam pengaplikasiannya sebaiknya dikombinasikan dengan MOL-MOL yang lain agar hemat biaya. 

Tiga bahan utama dalam pembuatan MOL:
  1. Glukosa (Gula) : Bahan ini sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka). Sumber glukosa bisa didapat dari: gula, molases, air kelapa, air nira, tetes dll
  2. Karbohidrat : Bahan ini dibutuhkan mikroorganisme sebagai sumber energi. Sumber karbohidrat bisa diperoleh dari: air cucian beras, nasi bekas/basi, singkong, kentang, gandum, bekatul dll
  3. Sumber Bakteri (mikroorganisme lokal) : Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara lain: bonggol pisang, rebung bambu, keong mas, aneka buah-buahan, aneka sayuran , nasi, urine, pucuk daun labu, tapai, singkong, buah maja dll. Biasaya dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi beberapa mikroorganisme diantaranya: Rhizobium sp, Azospirillium sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat.
Berikut kami sajikan macam-macam bahan dasar MOL:

Mol Akar Bambu  : Mengandung Rhizobium Bacteria yaitu bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Keberadaan mikroorganisme ini memberi keuntungan yaitu:

  • Mampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar.
  • Mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga.
  • Meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga.
  • Memproduksi hormon tanaman, menambah bakteri dan cendawan menguntungkan serta mengontrol hama dan penyakit tanaman
Bahan :
  • Akar bambu        : 1 ons
  • Gula pasir             : 4 ons
  • Trasi                     : 2 ons
  • Dedak halus      : 1 kg
  • Air                         : 10 lt
  • Penyedap rasa  : secukupnya
Cara Membuat dan Cara Aplikasi :
Rendam akar bambu dalam air matang dingin 2-4 hariRebus bahan 2 s/d 6 selama 20 menit setelah mendidih. Setelah dingin masukkan akar bambu dan simpan anaerob 2 – 3 minggu, saring lalu  siap digunakan, campurkan 1ltr/ tanki, semprotkan ke lahan yang belum ditanami. ulangi setiap 20 hari sekali !

        Perlakuan berbagai tanaman dengan  Mol Akar Bambu:

JENIS TANAMAN
PERLAKUAN BENIH
PERLAKUAN SUSULAN
Tanaman yang memiliki umur produktif   ± 30 hari
direndam 5 menit
-  1 minggu setelah tanam-  2 minggu setelah tanam
Tanaman yang memiliki umur  produktif  ± 60 hari
direndam 5 – 15 menit
-  3 minggu setelah tanam-  5 minggu setelah tanam
Tanaman yang memiliki umur  produktif  ± 3 bulan
direndam 15 – 30 menit
-  3  minggu setelah tanam-  7  atau 9 minggu setelah tanam
Tanaman yang memiliki umur  produktif  ± 3 – 4 bln
direndam 2 – 8 jam
-  1 minggu sebelum pindah tanam-  3 atau 5 minggu setelah tanam
Tanaman yang memiliki umur   produktif 12 bulan
direndam 8 – 12 jam
-  Setiap bulan sampai umur 1 bulan sebelum panen
Tanaman disemaikan dg umur    kurang lebih 3 tahun
direndam 12 – 18 jam
-  1 minggu sebelum pindah tanam-  Selanjutnya 1 bulan sekali
Tanaman tahunan
direndam 18 – 24 jam
-  Penyiraman 1 bulan sekali.

Ok deh segitu aja dulu yah, nanti admin lanjutin lagi postingannya, secara bertahap aja gituu, mangga kalo ada yang mau mempraktekan, alhamdulillah admin udah mencobanya didaerah Indramayu. Ok semoga bermanfaat yah.... 

Pertanian Indonesia, Pertanian Organik


Selamat siang menjelang sore nih sobat insan muda pertanian indonesia, disini admin mau ngeposting prospek pertanian di Indonesia dengan sistem organik, Gimana sih bisa ga ya indonesia dalam pertanian Organik daripada nebak nebak mari kita simak yah...

Menurut Badan Litbang Pertanian Indonesia, pertanian organik modern masuk dalam sistem pertanian Indonesia secara sporadis dan kecil-kecilan. Pertanian organik modern sekarang sudah mulai berkembang memproduksi bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan sistem produksi yang digunakan ramah lingkungan. Tetapi secara umum konsep pertanian organik modern belum banyak dikenal oleh masyarakat. Penekanan untuk sementara ini lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida kimia (sintetis). Dengan semakin berkembangnya pengetahuan dan teknologi kesehatan, lingkungan hidup, mikrobiologi, kimia, molekuler biologi, biokimia dan lain-lain, pertanian organik terus berkembang.

Dalam sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu dan ini diberlakukan oleh negara-negara pengimpor dengan sangat ketat. Banyak kejadian dimana suatu produk pertanian organik harus dikembalikan ke negara pengekspor termasuk ke Indonesia karena masih ditemukan kandungan residu pestisida maupun bahan kimia lainnya. Perlunya keberadaan Sertifikasi Produk Pertanian Organik

Sekarang banyak produk-produk pertanian yang mengklaim sebagai hasil produksi pertanian organik. Dimana mereka belum melakukan sertifikasi atas produknya yang membuat keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk pertanian organik dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu:
  1. Sertifikasi Lokal yaitu sertifikasi yang digunakan untuk pangsa pasar dalam negeri. Kegiatan pertanian ini masih mentoleransi penggunaan pupuk kimia sintetis dalam jumlah yang minimal atau Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA), namun sudah sangat membatasi penggunaan pestisida sintetis. Pengendalian OPT dengan menggunakan biopestisida, varietas toleran, maupun agensia hayati. Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional sudah dibentuk oleh Departemen Pertanian dengan melibatkan perguruan tinggi dan pihak-pihak lain yang terkait.
  2. Sertifikasi Internasional yaitu sertifikasi yang digunakan untuk pangsa pasar ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri, seperti misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL ataupun IFOAM. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain masa konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk dan pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi persyaratan tertentu sebagai produk pertanian organik.
Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di Indonesia antara lain:
  1. Tanaman Pangan Padi
  2. Hortikultura Sayuran seperti : brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih, kubis tunas, bayam daun, labu siyam, oyong dan baligo. Buah: nangka, durian, salak, mangga, jeruk dan manggis.
  3. Perkebunan diantaranya : kelapa, pala, jambu mete, cengkeh, lada, vanili dan kopi.
  4. Rempah dan obat seperti : Jahe, kunyit, temulawak, dan temu-temuan lainnya.
  5. Peternakan yaitu susu, telur dan daging.
Jikalau kita membeli Produk Pertanian Organik dilihat dulu apa sertifikatnya , tetapi kita bisa membeli produk tersebut dengan tanpa melihat statusnya kalau memang kita percaya kepada penjualnya atau bahkan kita tau persis bagaimana proses penanamannya. Karena banyak petani kecil yang belum mempunyai sertifikat karena terkendala masalah klasik yaitu biaya atau bahkan tidak mengetahui adanya sertifikasi untuk produk organik. Sekarang terserah kita untuk memilih dan menentukan sikap terhadap Pembelian Produk Pertanian Organik. Mau pake yang sudah sertifikasi atau yang belum sertfikasi.