Meneguk manisnya ilmu dan peluang pertanian dalam acara Rakornas pemuda tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dengan tema “Dari Pemuda untuk Pertanian Indonesia”


Selamat siang guys... lama tidak menulis lagi, makluminlah ya, kadang kadang malasnya ituloh yang susah dihilangkan. Kebetulan keinginan untuk menulis muncul lagi ketika selesai mengikuti rakornas pemuda tani HKTI di gedung smesco pada hari rabu 28 Maret 2018.
Pada acara ini ada empat menteri yang hadir loh guys, siapa aja sih menterinya? Nah menteri yang hadir itu ada Bpk. Amran Sulaiman (Menteri Pertanian RI) Bpk. Imam Nahrawi (Menteri Pemuda dan Olahraga RI), Bpk. Eko Putro Sandjojo (Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI), dan Bpk. Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga (Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI.
Nah jadi itu para Bpk. Menteri yang hadir ya guys, dalam sambutannya, khusus tiga menteri yaitu menteri pemuda dan olahraga, menteri desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi, setelah masing masing menteri selesai menyampaikan sambutannya disambung dengan diskusi panel. Sehingga diskusi panel terbagi menajdi tiga sesi.

Sambutan pertama disampaikan oleh ketua HKTI Rina Sa’adah dengan memaprkan maksud berdirinya HKTI ini. Maksud yang disampaikan sangat mulia loh guys,,,, HKTI bermaksud untuk memberikan wadah untuk mencintai petani dan pertanian Indonesia, khususnya bagi generasi muda. Hal ini tidak sekonyong-konyong tanpa dasar, munculnya gagasan tersebut karena melihat kondisi saat ini, dimana rendahnya generasi muda yang minat didunia pertanian. Nah apakah agan agan yang tidak sengaja membaca tulisan ngawur saya ini merasakan kalau kebanyakan generasi muda sudah tidak minat lagi pertanian? Semoga aja agan agan tidak termasuk yah
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Bpk. Amran Sulaiman yang diawali dengan diskusi dengan beberapa pemuda, sayangnya saya  tidak terpilih untuk berdiskusi diatas panggung dengan bapak menteri. Pada sambutannya beliau memaparkan pengalaman dari mulai kuliah hingga sampai saat ini bisa menjadi menteri pertanian, setelah asyik bercerita, beliau langsung memaparkan capaian dari kementerian pertanian yang mana lebih dominan terhadap penerapan teknologi dan hasil yang dicapai pada proses budidaya. Namun kok ngga membahas adat pertanian kita ya, aduh jangan sampai dengan kearifan lokal budaya pertanian kita digerus habis dengan adanya teknologi. Diakhir sambutannya pak menteri mengajak generasi muda agar terus berkarya, berinovasi didunia pertanian, kata yang sangat memotivasi saya, ternyata kementerian pertanian siap memfasilitasi loh gan, jadi hayolah sudah waktunya kita bersama sama para petani membangun dan menjaga Indonesia dari sektor pertaniannya.

Nah iniloh guys yang saya tunggu-tunggu idola saya waktunya memberikan sambutan, yaps Pak Imam Nahrawi, tapi saya lebih sering memanggil beliau dengan sebutan cak Imam. Cak Imam dalam menyampaikan sambutannya dengan semangat mengajak generasi muda untuk berinovasi dibidang pertanian dan mengkolaborasikannya dengan kementerian yang beiau pimpin. Wah ternyata membuka pandangan baru, bahwa kemenpora peduli juga loh terhadap generasi muda yang konsen terhadap pertanian. Apalagi cak imam memaparkan bahwa kemenpora sudah melaksanakan program pelatihan pemuda tani berbasis kearifan lokal. Duh lagi lagi saya ketinggalan informasi. Setelah cak Imam selesai menyampaikan sambutannya, tibalah diskusi panel sesi pertama yang di moderatori oleh Pak Oleh Sholeh dan pematerinya ada Andreas Senjaya, Agung Wedha, Mahendra Sitepu, Rafael Jeffry A Sani, Dian Kresna dan dari Bank BI. Semua pematerinya ini mayoritas masih muda muda loh, ya walaupun lebih berumuran mereka mereka dibandingkan saya. Para pemateri ini semuanya konsen terhadap pertanian, hanya saha ada yang bergerak di sektor hulu dan ada yang bergerak di sektor hilir, kesan dari diskusi sesi pertama ini adalah motivasi untuk cepat cepat lari untuk menyusul mereka dalam hal keberhasilannya didunia pertanian. Untuk wawasan dari Bank Indonesia, BI sangat bersedia dalam mendukung dan menjembatani model-model bisnis yang bergerak dalam bidang syari’ah, pariwisata, dan ketahanan pangan.

Memasuki sesi yang kedua, tiba saatnya pak menteri desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi menyampaikan sambutannya. Pada sambutannya beliau membawakan tema “Kontribusi Pembangunan Desa dalam Mensupport Pergerakan Ekspor Komoditi Pangan”. Titik fokus sambutannya adalah mengajak setiap insan yang berasal dari daerah yang berbeda kembali kepada kearifan lokal daerahnya masing-masing, setelah kembali kembangkan dengan berbagai inovasi yang mendukung untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari kearifan lokalnya, sehingga daerah yang mempunyai keraifan lokal tersebut dapat menjadi daerah yang tidak ketergantungan. Pada ttitik Akhirnya, daerah mampu meningkatkan perekonomiannya lewat pemasaran hasil dari produk kearifan lokalnya. Setelah selesai menyampaikan sambutannya, langsung disambung dengan diskusi sesi 2 yang dimoderatori oleh Bpk. Guntur Subagja, dan pematerinya adalah Marlon SC Kamsil, Ir. Soekam Parwadi, Imam Wiguna dan Ida Bagus Agung. Nah kalau dari pemateri ini saya mendapatkan ilmu bahwa pertanian tidak melulu terkonsen terhadap on farm, dan of farm saja, namun bergerak di dunia analisis, penyedian informasipun masih sangat sedikit dan membuka peluang untuk berkarya dan berkembang disektor tersebut. Makin luas deh pandangan saya terhadap dunia dan peluang dibagian penyedia informasi dan analisis pertanian.
Sebelum dilanjutkan ke sambutan dari kementerian koperasi dan usaha kecil, menengah RI. Sambutan di isi terlebih dahulu oleh Bpk. Moeldoko, Selaku ketua Umum HKTI dan staff Ahli Presiden RI. Dalam sambutannya Beliau menharapkan kepada generasi muda untuk berkontribusi penuh terhadap pembangunan sektor pertanian dan jangan malu kalau harus terjun langsung bersama petani. Serta mengajak untuk bisa mengembangkan HKTI agar jalannya bisa cepat dirasakan oleh para petani.
Sesi terakhir diawali dengan sambutan dari Bpk. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, Menengah RI, dalam sambutannya beliau menghimbau untuk tidak sendiri dalam membangun sektor pertanian khususnya dibidang usahanya. Namu  harus tetap menggandeng dan mewadahi para petani desa melalui Koperasi dan UKM, dengan seperti petani akan bebas dari cengkraman para tengkulak yang mengambil untung dari jerih payah para petani. Dengan lepasnya petani dari tengkulak maka dapat diprediksikan kesejahteraan para petani akan meningkat. Seelsai memberikan sambutannya, acara disambung dengan diskusi sesi akhir yang dimoderatori oleh Tito Loho, dan pembicaranya sebagai berikut : Madurita, Abi Pratiwa Siregar., S.P., M.Sc, Hery Haryanto Azumi, Drs. Big Solon Sihombing, dan H. Sugiarto. Dari diskusi panel yang terakhir ini, saya mendapatkan wawasan bagaimana cara untuk membangun relasi dan pemodalan, dalam menciptakan usaha pertanian.
Nah sekian ya guys, sharing informasi yang saya dapatkan selama mengikuti acara Rakornas Pemuda Tani HKTI, semoga kita semua generasi bisa menambahkan niatnya ke dunia pertanian. Tidak ada alasan kalau kita dikota tidak bisa belajar tentang pertanian. Di Universitas Trilogi khususnya Program Studi Agroekoteknologi hadir ditengah ibukota untuk menciptakan generasi muda handal dalam dunia pertanian, dan pembangunan pertanian Indonesia.
Semoag bermanfaat. Mari berjuang bersama untuk pertanian Indonesia!!